Halo, adik...
Mungkin saat ini kamu tengah risau akan sebersit kabar. Bahwa akan datang seseorang yang kelak menjadi pendamping pria yang sangat kamu sayangi; kakak laki-lakimu. Seseorang yang mengaku akan menjadi penggenap separuh agamanya.
Sosoknya mungkin terdengar asing di telingamu. Jangankan tabiatnya, namanya saja tak pernah masuk dalam daftar kontakmu. Dan kehadirannya barangkali membuatmu khawatir kasih sayang kakakmu akan berkurang.
Tenanglah, dik...
Kakakmu akan tetap menjadi milikmu dan aku tidak sedang berusaha merebutnya darimu. Kamu akan tetap menjadi adiknya yang paling dia sayangi.
Akupun pernah berada di posisimu. Sebagai adik perempuan yang kakak laki-lakinya sudah menikah, aku paham seperti apa rasanya. Percayalah, kekhawatiran itu takkan berlangsung lama. Sebab, seorang kakak akan tetap menjadi kakak, yang menyayangi adik-adiknya.
Boleh kusampaikan sesuatu padamu, dik?
Mungkin saat ini kamu tengah risau akan sebersit kabar. Bahwa akan datang seseorang yang kelak menjadi pendamping pria yang sangat kamu sayangi; kakak laki-lakimu. Seseorang yang mengaku akan menjadi penggenap separuh agamanya.
Sosoknya mungkin terdengar asing di telingamu. Jangankan tabiatnya, namanya saja tak pernah masuk dalam daftar kontakmu. Dan kehadirannya barangkali membuatmu khawatir kasih sayang kakakmu akan berkurang.
Tenanglah, dik...
Kakakmu akan tetap menjadi milikmu dan aku tidak sedang berusaha merebutnya darimu. Kamu akan tetap menjadi adiknya yang paling dia sayangi.
Akupun pernah berada di posisimu. Sebagai adik perempuan yang kakak laki-lakinya sudah menikah, aku paham seperti apa rasanya. Percayalah, kekhawatiran itu takkan berlangsung lama. Sebab, seorang kakak akan tetap menjadi kakak, yang menyayangi adik-adiknya.
Boleh kusampaikan sesuatu padamu, dik?
Kamu mungkin tidak akan mendapatiku seperti kebanyakan calon kakak ipar lain, yang melakukan pendekatan secara intens dengan calon adik iparnya. Aku khawatir itu akan membuatmu semakin tidak nyaman dengan kehadiranku. Tapi ketahuilah, akupun ingin menjadi kakak sekaligus teman baik untukmu. Aku ingin kita menjadi dekat layaknya kakak dan adik kandung. Hanya saja, semua butuh waktu.
Kamupun tidak perlu tergesa-gesa untuk bisa segera akrab denganku. Aku paham, kamupun butuh waktu. Biarkan semua proses itu berjalan secara alami, tanpa ada yang harus dipaksakan.
Kelak, jika sudah saatnya, ceritakanlah padaku tentang masa kecil kalian, tentang hal-hal yang menjelma kakakmu menjadi laki-laki yang mengagumkan seperti sekarang.
Sebab, pengetahuanku tentangnya masih belum seberapa. Apalagi jika dibandingkan denganmu, banyak hal tentangnya yang masih luput dari pengamatanku. Bersediakah kamu menjalani proses ini denganku, dik?
Maafkan ya dik, jika calon kakak iparmu ini terlalu banyak bicara. Karena sejujurnya, akupun tengah dirundung kekhawatiran yang tidak kalah besarnya.
* * *
A/N: Tulisan ini terinspirasi dari curhatan seorang sahabat yang kala itu sedang dalam proses menuju pernikahan :)
0 Comments